Rabu, 28 September 2011

SINDROM DARAH KENTAL


Sindrom darah kental adalah penyakit autoimun yang menyebabkan darah menjadi kental. Sindrom yang dapat terjadi pada semua golongan usia ini pertama kali ditemukenali oleh Hughes sehingga kelainan ini dinamakan sindrom Hughes (Hughes Syndrome) dan oleh karena pada penderita sindrom ini ditemukan antibodi antifosfolipid di dalam darahnya, kelainan ini juga disebut sebagai sindrom antifosfolipid (Antiphospholipid Syndrome/APS)
            Antibodi antifosfolipid merupakan salah satu faktor risiko trombosis dimana darah di dalam tubuh cenderung kental dan mudah membeku sehingga dapat menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah nadi (arteri) maupun pembuluh darah balik (vena). Keberadaan antibodi terhadap fosfolipid ini dapat diketahui melalui pemeriksaan antibodi dalam darah dengan mendeteksi adanya Antibody Anticardiolipin (ACA) dan Lupus Anticoagulan (LA). Adanya antibodi ini pada seseorang tidak serta merta atau tidak secara absolut menunjukkan bahwa akan terjadi pembekuan darah, namun kemungkinan terjadinya pembekuan darah akan lebih besar daripada orang lain. Banyak individu dengan antibodi ini tidak mengalami sumbatan pembuluh darah (trombosis), ada yang baru akan mengalami gejala akibat trombosis suatu saat kemudian, namun ada pula yang menunjukkan gejala sindrom darah kental ini di usia muda. Seseorang harus memenuhi beberapa kriteria tertentu untuk didiagnosis menderita sindrom darah kental.
Terdapat sejumlah penyebab kecenderungan terjadinya pembekuan darah selain sindrom ini. Perlu pula diketahui faktor lain yang dapat menimbulkan trombosis seperti merokok, imobilisasi (tirah baring lama akibat sakit, perjalanan panjang dengan kendaraan/pesawat lebih dari 6 jam, dan sebagainya), dehidrasi, obat kontrasepsi hormonal, dan penyakit autoimun lain. Selain itu, terdapat kecenderungan genetik atau keturunan dalam kasus darah kental.
Akibat darah kental, pasokan darah yang membawa oksigen, zat-zat nutrisi, dan lain-lain ke organ dan jaringan di dalam tubuh dapat berkurang bahkan terhenti sama sekali, -tergantung pada tingkat keparahan kelainan tersebut-, sehingga menimbulkan gangguan pada berbagai organ di dalam tubuh. Gejala pada otak berupa sakit kepala atau migren berulang, vertigo, kejang, daya ingat menurun, bahkan strok yang tidak lazim pada usia 40-an. Gejala pada mata dapat menyebabkan penglihatan kabur hingga buta mendadak. Pada telinga dapat terjadi pendengaran berkurang bahkan tuli mendadak. Gejala pada jantung dapat berupa serangan jantung. Organ lain seperti ginjal, hati, paru-paru juga dapat mengalami trombosis, demikian pula pada kulit dan vena dalam di lengan atau kaki.
Khusus pada perempuan, sindrom ini dapat menyebabkan kesuburan berkurang, keguguran berulang, janin tidak berkembang bahkan meninggal dalam kandungan, preeklamsia-eklamsia, dan trombosis vena kaki pada saat mulai menggunakan alat kontrasepsi hormonal (misalnya pil KB). Pada masa kehamilan darah secara alamiah menjadi sedikit lebih kental dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini ditambah dengan adanya antibodi antifosfolipid akan menyebabkan darah sulit mencapai pembuluh-pembuluh darah kapiler yang kecil di ari-ari (plasenta), mengakibatkan aliran darah ke janin berkurang sehingga dapat terjadi keguguran dan kematian janin.
Sindrom darah kental mungkin masih sangat asing di pendengaran kita. Sesuai dengan istilahnya, darah dalam tubuh penderita sindrom ini lebih mudah mengental dibanding darah normal. Sindrom darah kental merupakan keadaan dimana darah yang berisi berbagai zat nutrisi yang vital untuk kelangsungan hidup tiap sel dalam tubuh kini lebih mudah menggumpal. Bila ini terjadi, aliran darah ke sel-sel tujuan menjadi terhambat dan pasokan nutrisi ke jaringan selanjutnya terputus. Darah juga mengangkut oksigen yang sangat diperlukan untuk metabolisme berbagai reaksi penting dalam tubuh. Akibat pasokan yang terhambat menyebabkan kerusakan atau kematian sel maupun organ. Sebenarnya darah dan sistem peredarannya di dalam tubuh memiliki mekanisme menakjubkan dalam menjaga keseimbangannya. Antara lain mekanisme untuk menciptakan pembekuan (prokoagulasi) dan mencegah pembekuan (antikoagulasi). Keduanya terjadi secara seimbang, sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan. Sebagai contoh, bila pembuluh darah terluka, maka tubuh berusaha untuk menutup luka ini dengan merangsang berbagai komponen untuk memulai proses pembekuan. Sebaliknya antikoagulasi diaktifkan bila ada bekuan dalam darah. Ketika salah satu mekanisme terganggu maka berbagai gejala akan timbul. Ada dua komponen yang bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah, yaitu faktor-faktor pembekuan dan sel trombosit. Pada keadaan normal, proses ini melibatkan banyak faktor dan serangkaian reaksi dalam darah untuk membentuk gumpalan yang diperlukan untuk menutupi dinding pembuluh darah yang rusak. Sel darah trombosit juga berperan dengan cara berkumpul (beragregasi) di dinding yang terluka sehingga darah tidak keluar melalui luka tersebut. Pada sindrom darah kental, mekanisme keseimbangan diatas terganggu. Terjadi proses pembekuan yang lebih cepat dan lebih cepat mengental (hiperkoagulasi)dan terjadi sel trombosit darah lebih mudah mengumpul dan membentuk gumpalan (hiperagregasi) di permukaan dalam dinding pembuluh darah. Gumpalan ini yang disebut dengan trombus. Karena letaknya di dinding pembuluh darah maka adanya trombus bisa memperkecil diameter pembuluh darah yang terlibat. Bila trombus berukuran kecil mungkin belum berpengaruh atau hanya sedikit menganggu aliran darah. Namun bila ukurannya besar dan menutupi seluruh rongga pembuluh darah maka otomatis aliran darah menjadi tersumbat. Lebih berbahaya lagi, trombus dapat lepas dari dinding pembuluh darah dan ikut dalam sirkulasi darah. Bagian trombus yang lepas ini dinamakan emboli. Dalam perjalanannya mengikuti sirkulasi darah, emboli dapat menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan akhirnya dapat menyumbat pembuluh darah tersebut. Akibatnya pasokan nutisi dan oksigen ke sel tuju menjadi terhambat. Yang lebih fatal lagi dan ditakutkan adalah bila emboli ini menyangkut pada pembuluh darah di paru maka bisa menyebabkan kematian. Bila menyangkut di pembuluh darah otak maka terjadilah stroke,Apabila anda adalah penderita sindrom tersebut atau anggota keluarga anda..
maka konsultasikan masalah tersebut ke TABIB MAULANA  Hp 082173682828
           atau bisa langsung ke tempat praktek: jln KUTILANG SAKTI  no 6 Panam PEKANBARU
                                                                    jln PUTRI TUJUH           no 6 Panam PEKANBARU
Bebas biaya konsultasi & cheek up...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar